I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
Tahun 1945 setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, ia bersama dengan rekan militernya ikut membentuk Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, kemudian ia diangkat menjadi komandannya. Berbekal rasa tanggung jawab sebagai Komandan TKR, I Gusti Ngurah Rai pergi ke Yogyakarta yang menjadi markas besar TKR untuk berkonsolidasi dengan pimpinan pusat. Saat itu juga, ia dilantik menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel. TKR Sunda Kecil di bawah pimpinannya, dengan kekuatan 13,5 kompi ditempatkan tersebar diseluruh kota di Bali, saat itu pasukannya dikenal dengan nama Ciung Wanara.
Saat membentuk pasukan Sunda Kecil, dia sempat berkonsultasi dengan Markas Besar TKR di Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia pada waktu itu. Namun sekembalinya I Gusti Ngurah Rai dari Yogyakarta, ternyata Belanda sudah mendarat di Bali. Sementara itu, pasukan Ciung Wanara yang dibentuk Ngurah Rai telah tercerai berai menjadi pasukan-pasukan kecil. Dia pun berusaha mengumpulkan pasukannya itu. I Gusti Ngurah Rai sendiri pernah menolak ajakan kerja sama dari Belanda dalam upaya pendudukan.
Bukan Ngurah Rai namanya jika takut menghadapi musuh. Setelah mendapat penolakan itu, Belanda pun menambah bala bantuan pasukan dari Lombok. Tujuannya, untuk menyergap pasukan Ngurah Rai di Tabanan. Ngurah Rai yang cepat membaca pergerakan Belanda itu pun langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga. Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.
Sayangnya, pergerakan pasukan Ngurah Rai itu juga mudah tercium oleh pasukan Belanda yang akhirnya mengejar mereka. Pada 20 November 1946, pasukan pimpinan I Gusti Ngurah Rai dan pasukan Belanda bertemu dan akhirnya terjadilah pertempuran sengit.
Dalam pertempuran itu pasukan Ciung Wanara berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Namun, pertempuran tidak berhenti sebab bala bantuan pasukan Belanda datang dengan jumlah besar. Mereka bahkan dilengkapi persenjataan lebih modern serta didukung kekuatan pesawat tempur. Kondisi pun berbalik, pasukan Ngurah Rai malah terdesak karena kekuatan tidak seimbang.
Pertempuran antara pasukan Ngurah Rai dan Belanda terus terjadi meski hari beranjak malam. Pasukan Belanda juga kian brutal dengan menggempur pasukan Ciung Wanara dengan meriam dan bom dari pesawat tempur. Pasukan Ciung Wanara menjadi terdesak ke wilayah terbuka di area persawahan dan ladang jagung di kawasan Kelaci, Desa Marga. Ngurah Rai lalu mengeluarkan perintah puputan atau pertempuran habis-habisan.
Menurut pandangan pejuang Bali itu, lebih baik berjuang sebagai kesatria daripada jatuh ke tangan musuh. Akhirnya, I Gusti Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur dalam pertempuran habis-habisan itu. Ngurah Rai gugur dengan ksatria diusia 29 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Margarana Tabanan, Bali. Untuk mengenang peristiwa heroik itu, setiap 20 November diperingati sebagai Hari Puputan Margarana. Pemerintah lalu menganugerahkan Bintang Mahaputera dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (anumerta) untuk I Gusti Ngurah Rai. Pada tahun 1975, pemerintah juga menetapkan I Gusti Ngurah Rai sebagai Pahlawan Nasional.
Oleh: Ni Luh Putu Swariyani, S. Pd
Setelah membaca, anak – anak wajib mengisi form literasi dengan menekan tautan ini di bawah ini.
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
Tahun 1945 setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya, ia bersama dengan rekan militernya ikut membentuk Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, kemudian ia diangkat menjadi komandannya. Berbekal rasa tanggung jawab sebagai Komandan TKR, I Gusti Ngurah Rai pergi ke Yogyakarta yang menjadi markas besar TKR untuk berkonsolidasi dengan pimpinan pusat. Saat itu juga, ia dilantik menjadi Komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan Kolonel. TKR Sunda Kecil di bawah pimpinannya, dengan kekuatan 13,5 kompi ditempatkan tersebar diseluruh kota di Bali, saat itu pasukannya dikenal dengan nama Ciung Wanara.
Saat membentuk pasukan Sunda Kecil, dia sempat berkonsultasi dengan Markas Besar TKR di Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia pada waktu itu. Namun sekembalinya I Gusti Ngurah Rai dari Yogyakarta, ternyata Belanda sudah mendarat di Bali. Sementara itu, pasukan Ciung Wanara yang dibentuk Ngurah Rai telah tercerai berai menjadi pasukan-pasukan kecil. Dia pun berusaha mengumpulkan pasukannya itu. I Gusti Ngurah Rai sendiri pernah menolak ajakan kerja sama dari Belanda dalam upaya pendudukan.
Bukan Ngurah Rai namanya jika takut menghadapi musuh. Setelah mendapat penolakan itu, Belanda pun menambah bala bantuan pasukan dari Lombok. Tujuannya, untuk menyergap pasukan Ngurah Rai di Tabanan. Ngurah Rai yang cepat membaca pergerakan Belanda itu pun langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga. Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri,ia bersama dengan rekan militernya ikut membentuk Tentara Kemanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil, kemudian ia diangkat menjadi komandannya.
Bukan Ngurah Rai namanya jika takut menghadapi musuh. Setelah mendapat penolakan itu, Belanda pun menambah bala bantuan pasukan dari Lombok. Tujuannya, untuk menyergap pasukan Ngurah Rai di Tabanan. Ngurah Rai yang cepat membaca pergerakan Belanda itu pun langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga. Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.
Sayangnya, pergerakan pasukan Ngurah Rai itu juga mudah tercium oleh pasukan Belanda yang akhirnya mengejar mereka. Pada 20 November 1946, pasukan pimpinan I Gusti Ngurah Rai dan pasukan Belanda bertemu dan akhirnya terjadilah pertempuran sengit.
Dalam pertempuran itu pasukan Ciung Wanara berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Namun, pertempuran tidak berhenti sebab bala bantuan pasukan Belanda datang dengan jumlah besar. Mereka bahkan dilengkapi persenjataan lebih modern serta didukung kekuatan pesawat tempur. Kondisi pun berbalik, pasukan Ngurah Rai malah terdesak karena kekuatan tidak seimbang.
Menurut pandangan pejuang Bali itu, lebih baik berjuang sebagai kesatria daripada jatuh ke tangan musuh. Akhirnya, I Gusti Ngurah Rai dan seluruh pasukannya gugur dalam pertempuran habis-habisan itu. Ngurah Rai gugur dengan ksatria diusia 29 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Margarana Tabanan, Bali. Untuk mengenang peristiwa heroik itu, setiap 20 November diperingati sebagai Hari Puputan Margarana. Pemerintah lalu menganugerahkan Bintang Mahaputera dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (anumerta) untuk I Gusti Ngurah Rai. Pada tahun 1975, pemerintah juga menetapkan I Gusti Ngurah Rai sebagai Pahlawan Nasional.
I GUSTI NGURAH RAI
I GUSTI NGURAH RAI dilahirkan oleh orang keturunan bali yang bernama AYU KOMPYANG.
Ayah nya adalah seorang camat petang yang bernama I GUSTI NGURAH PALUNG.Berkat jabatan ayah nya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS) denpasar setelah menyelesaikan pendidikan di sana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat sekokah sekolah pertama) di malang
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu Kompyang. Ayahnya adalah seorang Camat Petang yang bernama I Gusti Ngurah Palung. Berkat jabatan ayahnya tersebut ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS), Denpasar. Setelah menyelesaikan pendidikannya disana, ia kemudian melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) di Malang.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Kader Militer di Prayodha Bali, Gianyar. Pada tahun 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian meneruskan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan Pendidikan Artileri, Malang. Bekal ilmu kemiliteran yang telah diperolehnya semasa muda dan pribadinya yang cerdas telah membawanya menjadi seorang intel sekutu di daerah Bali dan Lombok, semasa penjajahan colonial.
IGUSTI NGURAH RAI
I Gusti Ngurah Rai dilahirkan oleh seorang wanita keturunan Bali yang bernama I Gusti Ayu kompyang.Ayahnya adalah seorang camat petang yang bernama I Gusti Ngurah palung.
Pada tahun 1936 I Gusti Ngurah Rai yang sejak kecil tertarik dengan dunia militer,
Lalu ia melanjutkan pendidikannya disekolah kader militer di prayodha Bali, Gianyar.
Buy Ketamine Online For Sale USA
DMT For Sale USA
Buy lsd online
Buy legal magic mushroom online
mdma for sale
Magic truffles for-sale australia delivery
mushroom edibles for sale queensland delivery
legal mushroom microdoses dispensary in austrailia
psilocybin cubensis for sale western australia
Buy MDMA Ecstasy Online USA
Buy Psychedelic legally
Buy Mushroom Edibles Online Shipping Oregon USA
Buy Magic Mushroom Online In Ann Arbor USA
LSD For Sale Discreet Shipping UK
Buy DMT Online In Ann Arbor USA
Buy Ibogaine Online USA
Buy MDMA Ecstacy Online Shipping USA
Natural Legal Psychedelics For Sale USA
Buy Ayahuasca Online USA Discreet Shipping
Ketamine HCL For Sale In Detroit Michigan
Buy Kratom Plant Online At Legal Psychedelic Shop Online USA
Psychedelic Drugs For Sale Colorado
Where To Buy Mescaline Online In Canada | Buy Mescaline Online Shipping UK
Buy MDMA Ecstasy Online USA
Buy Psychedelic legally
Buy Mushroom Edibles Online Shipping Oregon USA
Buy Magic Mushroom Online In Ann Arbor USA
LSD For Sale Discreet Shipping UK
Buy DMT Online In Ann Arbor USA
Buy Ibogaine Online USA
Buy MDMA Ecstacy Online Shipping USA
Natural Legal Psychedelics For Sale USA
Buy Ayahuasca Online USA Discreet Shipping
Ketamine HCL For Sale In Detroit Michigan
Buy Kratom Plant Online At Legal Psychedelic Shop Online USA
Psychedelic Drugs For Sale Colorado
Where To Buy Mescaline Online In Canada | Buy Mescaline Online Shipping UK
541
III Смотреть онлайн Уэнсдей 2 сезон (фильм, 2023) в хорошем качестве HD
720
Уэнсдей 2 сезон
428
I may need your help. I’ve been doing research on gate io recently, and I’ve tried a lot of different things. Later, I read your article, and I think your way of writing has given me some innovative ideas, thank you very much.