- berita

May Day 2021 dan Sejarah Peringatan Hari Buruh

May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

Mulai pada era presiden pertama RI Soekarno. Saat itu Hari Buruh dirayakan dan Bung Karno selalu hadir dalam perayaan. Dikutip Harian Kompas, 30 April 2014, Bung Karno menyampaikan kepada para buruh untuk mempertahankan politieke toestand. Itu adalah sebuah keadaan politik yang memungkinkan gerakan buruh bebas berserikat, bebas berkumpul, bebas mengkritik, dan bebas berpendapat.

Selain itu buruh juga harus melakukan machtsvorming, yakni proses pembangunan atau pengakumulasian kekuatan. Machtsvorming dilakukan melalui pewadahan setiap aksi dan perlawanan kaum buruh dalam serikat-serikat buruh, menggelar kursus-kursus politik, mencetak dan menyebarluaskan terbitan, mendirikan koperasi-koperasi buruh, dan sebagainya. Tapi pada era Presiden Soeharto, Hari Buruh tidak dirayakan karena identik dengan ideologi komunisme yang saat itu sangat dilarang keberadaannya.

Langkah awal pemerintahan Soeharto untuk menghilangkan perayaan May Day dilakukan dengan mengganti nama Kementerian Perburuhan pada Kabinet Dwikora menjadi Departemen Tenaga Kerja. Saat ini kementerian itu adalah Kementerian Ketenagakerjaan dan bukan Kementerian Perburuhan. Menteri Departemen Tenaga Kerja Awaloedin Djamin saat itu berusaha meniadakan perayaan Hari Buruh pada Mei 1966, tapi gagal karena buruh masih kuat. Setahun kemudian barulah dia berhasil meniadakan Hari Buruh.

Era reformasi

Tuntutan untuk mengadakan kembali Hari Buruh bergema lagi saat era reformasi. Ribuan mahasiswa dan juga buruh berdemo menuntut diadakannya lagi Hari Buruh dan dijadikan libur nasional. Demo masih bergema dan makin besar tuntutannya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saat itu massa menuntut revisi UU Ketenagakerjaan hingga jaminan sosial. Keinginan para buruh untuk libur pada Hari Buruh terkabul setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan jajarannya pada 2013.

Diberitakan Harian Kompas, 30 April 2013, hari libur tersebut berlaku setahun kemudian, yaitu 1 Mei 2014. Kendati demikian, setiap tahunnya demo Hari Buruh selalu ada.

Setelah membaca, anak – anak wajib mengisi form literasi dengan menekan tautan ini di bawah ini.

http://bit.ly/gerakanliterasiapril-juni

About Humas Division

Read All Posts By Humas Division

60 thoughts on “May Day 2021 dan Sejarah Peringatan Hari Buruh

  1. May Day 2021 dan Sejarah Peringatan Hari Buruh
    May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

    Mulai pada era presiden pertama RI Soekarno. Saat itu Hari Buruh dirayakan dan Bung Karno selalu hadir dalam perayaan. Dikutip Harian Kompas, 30 April 2014, Bung Karno menyampaikan kepada para buruh untuk mempertahankan politieke toestand. Itu adalah sebuah keadaan politik yang memungkinkan gerakan buruh bebas berserikat, bebas berkumpul, bebas mengkritik, dan bebas berpendapat.

    Selain itu buruh juga harus melakukan machtsvorming, yakni proses pembangunan atau pengakumulasian kekuatan. Machtsvorming dilakukan melalui pewadahan setiap aksi dan perlawanan kaum buruh dalam serikat-serikat buruh, menggelar kursus-kursus politik, mencetak dan menyebarluaskan terbitan, mendirikan koperasi-koperasi buruh, dan sebagainya. Tapi pada era Presiden Soeharto, Hari Buruh tidak dirayakan karena identik dengan ideologi komunisme yang saat itu sangat dilarang keberadaannya.

    Langkah awal pemerintahan Soeharto untuk menghilangkan perayaan May Day dilakukan dengan mengganti nama Kementerian Perburuhan pada Kabinet Dwikora menjadi Departemen Tenaga Kerja. Saat ini kementerian itu adalah Kementerian Ketenagakerjaan dan bukan Kementerian Perburuhan. Menteri Departemen Tenaga Kerja Awaloedin Djamin saat itu berusaha meniadakan perayaan Hari Buruh pada Mei 1966, tapi gagal karena buruh masih kuat. Setahun kemudian barulah dia berhasil meniadakan Hari Buruh.

    Era reformasi

    Tuntutan untuk mengadakan kembali Hari Buruh bergema lagi saat era reformasi. Ribuan mahasiswa dan juga buruh berdemo menuntut diadakannya lagi Hari Buruh dan dijadikan libur nasional. Demo masih bergema dan makin besar tuntutannya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Saat itu massa menuntut revisi UU Ketenagakerjaan hingga jaminan sosial. Keinginan para buruh untuk libur pada Hari Buruh terkabul setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan jajarannya pada 2013.

    Diberitakan Harian Kompas, 30 April 2013, hari libur tersebut berlaku setahun kemudian, yaitu 1 Mei 2014. Kendati demikian, setiap tahunnya demo Hari Buruh selalu ada.

    1. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

  2. May Day 2021 dan Sejarah Peringatan Hari Buruh
    May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

    Mulai pada era presiden pertama RI Soekarno. Saat itu Hari Buruh dirayakan dan Bung Karno selalu hadir dalam perayaan. Dikutip Harian Kompas, 30 April 2014, Bung Karno menyampaikan kepada para buruh untuk mempertahankan politieke toestand. Itu adalah sebuah keadaan politik yang memungkinkan gerakan buruh bebas berserikat, bebas berkumpul, bebas mengkritik, dan bebas berpendapat.

    Selain itu buruh juga harus melakukan machtsvorming, yakni proses pembangunan atau pengakumulasian kekuatan. Machtsvorming dilakukan melalui pewadahan setiap aksi dan perlawanan kaum buruh dalam serikat-serikat buruh, menggelar kursus-kursus politik, mencetak dan menyebarluaskan terbitan, mendirikan koperasi-koperasi buruh, dan sebagainya. Tapi pada era Presiden Soeharto, Hari Buruh tidak dirayakan karena identik dengan ideologi komunisme yang saat itu sangat dilarang keberadaannya.

    Langkah awal pemerintahan Soeharto untuk menghilangkan perayaan May Day dilakukan dengan mengganti nama Kementerian Perburuhan pada Kabinet Dwikora menjadi Departemen Tenaga Kerja. Saat ini kementerian itu adalah Kementerian Ketenagakerjaan dan bukan Kementerian Perburuhan. Menteri Departemen Tenaga Kerja Awaloedin Djamin saat itu berusaha meniadakan perayaan Hari Buruh pada Mei 1966, tapi gagal karena buruh masih kuat. Setahun kemudian barulah dia berhasil meniadakan Hari Buruh.

    Era reformasi

    Tuntutan untuk mengadakan kembali Hari Buruh bergema lagi saat era reformasi. Ribuan mahasiswa dan juga buruh berdemo menuntut diadakannya lagi Hari Buruh dan dijadikan libur nasional. Demo masih bergema dan makin besar tuntutannya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Saat itu massa menuntut revisi UU Ketenagakerjaan hingga jaminan sosial. Keinginan para buruh untuk libur pada Hari Buruh terkabul setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan jajarannya pada 2013.

    Diberitakan Harian Kompas, 30 April 2013, hari libur tersebut berlaku setahun kemudian, yaitu 1 Mei 2014. Kendati demikian, setiap tahunnya demo Hari Buruh selalu ada.

  3. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

  4. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

  5. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.

    Era reformasi

    Tuntutan untuk mengadakan kembali Hari Buruh bergema lagi saat era reformasi. Ribuan mahasiswa dan juga buruh berdemo menuntut diadakannya lagi Hari Buruh dan dijadikan libur nasional. Demo masih bergema dan makin besar tuntutannya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Saat itu massa menuntut revisi UU Ketenagakerjaan hingga jaminan sosial. Keinginan para buruh untuk libur pada Hari Buruh terkabul setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan jajarannya pada 2013.

    Diberitakan Harian Kompas, 30 April 2013, hari libur tersebut berlaku setahun kemudian, yaitu 1 Mei 2014. Kendati demikian, setiap tahunnya demo Hari Buruh selalu ada.

  6. May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan bervariasi, sejak ribuan tahun yang lalu. Tapi yang dikaitkan dengan Hari Buruh terjadi pada abad ke XVIII. Peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886. Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Memiliki Partai Buruh? Saat itu terjadi peristiwa Haymarket. Mereka mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Kaum pekerja saat itu muak terhadap dominasi kelas borjuis. Polisi turun ke jalan hingga menembaki para demonstran. Korban luka dan tewas berjatuhan. International Working Men’s Association dalam sidangnya di Paris 1889 menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia

  7. Pingback: Joseph
  8. Pingback: mega888
  9. Pingback: relx
  10. Pingback: kardinal stick
  11. Pingback: #1 cornhole game
  12. Pingback: Generic viagra
  13. Pingback: hotel kleber paris
  14. Pingback: browse this site
  15. Pingback: jetsadabet
  16. Pingback: สล็อต
  17. Pingback: Burnley dating
  18. Pingback: iptv kaufen
  19. Pingback: hindi movie online
  20. Pingback: get More Info
  21. Pingback: Alphabay Market
  22. Pingback: sbo
  23. Pingback: wasabi wallet
  24. Pingback: มังงะ
  25. Pingback: maxbet
  26. Pingback: Website
  27. Pingback: 8 x 8 cookie bars
  28. You are looking for iptv Reseller/Subscription panel to sell iptv in your customer. We have best reseller panel offer for you with 98000+ Chanels, Movie, Series

    Hurry up Contact with us,,, and start your own iptv business with our reseller panel.

    More info Visit: Soniptv.com

    Contact
    Whatsapp: +1 (208)740-1562
    Telegrm: james352
    Mail: support@soniptv.com

  29. You are looking for iptv Reseller/Subscription panel to sell iptv in your customer. We have best reseller panel offer for you with 98000+ Chanels, Movie, Series

    Hurry up Contact with us,,, and start your own iptv business with our reseller panel.

    More info Visit: Soniptv.com

    Contact
    Whatsapp: +1 (208)740-1562
    Telegrm: james352
    Mail: support@soniptv.com

  30. Hey there! I know this is kinda off topic but I was wondering which blog platform are you using for this site?
    I’m getting fed up of WordPress because I’ve had problems with hackers and I’m looking at alternatives for another platform.

    I would be fantastic if you could point me in the direction of a good platform.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *