- berita

CERITA SINGKAT DANG HYANG DWIJENDRA

Lanjutan….

17. Pura Sari di Gria Agung Tegal, bekas puri Arya Tegeh Kori di Tegal Denpasar. Pura di sungsung warga Brahmana Tegal. Upacara wali dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada hari Purnama Kasa. Sejarah pura berkaitan dengan kehadiran Dang Hyang Nirartha di Puri Arya Tegeh Kori Tegal atas undangan Arya Tegeh Kori, setelah berhasil menghalau banjir bandang di Buagan. Sepeninggal Dang Hyang Nirartha, Arya Tegeh Kori mendirikan tempat suci di mana Dang Hyang Nirartha berkenan duduk bermeditasi. Belakangan hari, karena suatu peristiwa sejarah, warga puri Tegeh Kori pindah ke desa Tegal Tamu Gianyar tepatnya Puri Tegal Tamu Gianyar. Sepindah Arya Tegeh Kori ke Tegal Tamu, kemudian tempat suci mengenang kedatangan Dang Hyang Nirartha di puri Tegeh Puri Tegal kemudian disungsung oleh warga Brahmana Tegal sampai sekarang.

18. Giriya Pita Maha, Desa Mas Ubud. Bangunan suci ini sedang diusahakan oleh Ida Bagus Ketut Bali Putra bersama-sama warga dunia, menjembatani ide besar Dang Hyang Nirartha (Beliau Yang Kekal Abadi) sebagai Giriya Pita Maha atau kreator agung jagat raya. Di Giriya Pita Maha tersimpan pusaka pustaka suci Mahasaraswati (Pustaka Lontar menjelaskan rahasia langit) yang amat sangat dikeramatkan. Ida Bagus Ketut Bali Putra bersama Ida Pedanda Gde Lila Arsa, Gria Taman Sukawati dan para bakta yang datang dari seluruh penjuru dunia sangat menghormati dan mempercayai pustaka lontar ini adalah Maha Badan Wadag Dang Hyang Nirartha, yang telah dan kelak terlahir dari aksara suci pustaka suci dan kembali menyisakan kawistara kawiajiiananira ring bwana mwang bawana dan “janji besar big bang” maha kreta samayanira, karma tan paphala Aku phalanya. Upacara piodalan Sabtu Kliwoan Watugunung, bertepatan dengan Piodalan Sang Hyang Aji Saraswati.

Arca Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa. Putra Brahma yang Agung, terbit dan bertumbuh menyongsong dan mencipta peradaban jagat anyar. Dunia baru dari Timur untuk semesata raya. Kawi-Bali, Pa-Bali, titik balik merancang penciptaan-demi penciptaan mengikuti proses kreativitas bangsa dari perspektif Bali (ilmu-ilmu Bali) surgawi. Mahayu-hayuning bhawana mwang buwana, kerahayuan jagat dengan segala isinya. Menjadi keyakinan, tidak ada yang lebih besar dan kuasa dari-Nya. Hagiografis katakata mukjijat anugerah Dang Hyang Dwijendra kepada putra Beliau di Pasraman Mas, pewaris pusaka Sang Hyang Mareka, Mahasaraswati; Ang Ung Mang mijil Sang Hyang Tri Sakti, Sang Bukbuksah-Sang Gagakaking, patemon Siwa-Buddha Sakti patwa Sang Hyang Brahma Le Lare pinaka Ratuning Wisesa. Mantram wajib ngutpeti karana, menghadirkan dan menghidupkan perwujudan Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa.

Arca Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa, simbol perwujudan “twah agung” Dang Hyang Dwijendra ini dimuliakan oleh Ida Pedanda Gde Lila Arsa (Griya Taman Sukawati) bersama masyarakat Br. Blah Tanah, Sakah-Gianyar. Perwujudan, panca dattu, dan sukat (skala) dioramanya anugerah dari Giriya Pita Maha, yang diingatkan oleh Griya Gin Kencana, Mas-Gianyar bersama-sama masyarakat Br. Blahtanah, Sakah — Mas dan masyarakat luas lainnya. Piodalan Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa, jatuh setiap Anggara Kasih (Selasa Kliwon) Medangsia, enam bulan sekali. Mereka yang menghaturkan bakti tidak saja dari Br, Blahtanah- desa Sakah, tetapi juga masyarakat desa Mas, Batubulan, dan pemakai jalan jurusan Denpasar, Gianyar—Klungkung.

Dari ke-55 pura yang penulis catat ini belum memasukkan pura-pura yang berhubungan dengan dharmayatra Dang Hyang Nirartha di Lombok, seperti (56) Pura Kaprusan, (57) Pura Batu Bolong, (58 Batu Layar, (59) Pura Baleku, (60) Pura Sesela (Baru Butir), (61) Pura Muter Jagat, (62) Pura Baleku, dan yang lainnya seperti yang dijelaskan dalam bab pembahasan “Dharmayatra Dang Hyang Nirartha di Pulau Lombok dan Sumbawa”.

Sesungguhnya masih banyak tempat-tempat suci untuk memuliakan dharmayatra Dang Hyang Nirartha yang hanya dipelihara dan diketahui masyarakat setempat ataupun oleh warga tertentu saja. Mereka tekun memelihara bangunan sucinya itu, semata-mata karena mendapatkan tugas menjaga pusaka warisan dari Dang Hyang Nirartha, seperti di desa Mas Ubud Gianyar, di desa Kamasan Klungkung, Pura Karangasem dipinggir pantai sebelah Utara Patung Ngurah Rai di Tuban Denpasar dan di tempat-tempat lainnya. Tidak jarang tempat-tempat yang disucikan ini dijadikan pusat-pusat perguruan olah kebatinan atas nama universalitas spiritual.

Keturunan Danghyang Nirartha :

Brahmana Kemenuh,

Brahmana Manuaba,

Brahmana Kaniten,

Brahmana Mas, dan

Brahmana Patapan.

*10 (sepuluh) pesan dari Dang Hyang Nirartha*

1. Tuwi ada ucaping haji, utama ngwangun tlaga, satus reka saliunnya, kasor ento utamannya, ring sang ngangun yadnya pisan, kasor buin yadnyane satus, baan suputra satunggal. ( bait 5 )

Terjemahan :Ada sebenarnya ucapan ilmu pengetahuan utama, Orang yang membangun telaga banyaknya seratus, kalah keutamaannya itu oleh orang yang melakukan korban suci sekali
Korban suci yang seratus ini, kalah oleh anak baik seorang.

2. Bapa mituduhin cening, tingkahe menadi pyanak, eda bani ring kawitan, sang sampun kaucap garwa, telu ne maadan garwa, guru reka, guru prabhu, guru tapak tui timpalnya. ( bait 6 )

Terjemahan :

Ayahnda memberitahumu anakku, tata cara menjadi anak, “jangan durhaka pada leluhur”,orang yang disebut guru, tiga banyaknya yang disebut guru, Guru reka, Guru prabhu Guru tapak (yang mengajar) itu.

3. Melah pelapanin mamunyi, ring ida dane samian, wangsane tong kaletehan, tong ada ngupet manemah, melah alepe majalan, batise twara katanjung, bacin tuara bakat ingsak. ( bait 8 )

Terjemahan :
Lebih baik hati-hati dalam berbicara, kepada semua orang, Tak akan ternoda keturunannya, Tak ada yang akan mencaci maki, Lebih baik hati-hati dalam berjalan, Sebab kaki tak akan tersandung, Tidak akan menginjak kotoran.

4. Uli jani jwa kardinin, ajak dadwa nah gawenang, patut tingkahe buatang, tingkahe mangelah mata, gunannya anggon malihat, mamedasin ane patut, da jua ulah malihat. ( bait 10 )

Terjemahan :
Mulai sekarang lakukan, lakukanlah berdua, Patut utamakan tingkah laku yang benar, Seperti menggunakan mata, gunanya untuk melihat, memperhatikan tingkah laku yang benar, jangan hanya sekedar melihat.

5. Tingkahe mangelah kuping, tuah anggon maningehang, ningehang raose melah, resepang pejang di manah, da pati dingeh-dingehang, kranannya mangelah cunguh, anggon ngadek twah gunanya. ( bait 11 )

Terjemahan :
Kegunaan punya telinga, sebenarnya untuk mendengar, mendengar kata-kata yang benar,
camkan dan simpan dalam hati, jangan semua hal didengarkan.

6. Nanging da pati adekin, mangulah maan madiman, patutang jua agrasayang, apang bisa jwa ningkahang, gunan bibih twah mangucap, de mangucap pati kacuh, ne patut jwa ucapang. ( bait 12 )

Terjemahan :
Jangan segalanya dicium, sok baru dapat mencium, baik-baiklah caranya merasakan, agar bisa melaksanakannya
Kegunaan mulut untuk berbicara, jangan berbicara sembarangan, hal yang benar hendaknya diucapkan.

7. Ngelah lima da ja gudip, apikin jua nyemakang, apang patute bakatang, wyadin batise tindakang, yatnain twah nyalanang, eda jwa mangulah laku, katanjung bena nahanang. ( bait 13 )

Terjemahan :
Memiliki tangan jangan usil, hati-hati menggunakan, agar selalu mendapat kebenaran.
Begitu pula dalam melangkahkan kaki, hati-hatilah melangkahkannya, bila kesandung pasti kita yang menahan (menderita) nya.

8. Awake patut gawenin, apang manggih karahaywan, da maren ngertiang awak, waluya matetanduran, tingkahe ngardinin awak, yen anteng twi manandur, joh pare twara mupuang. ( bait 14 )

Terjemahan :
Kebenaran hendaknya diperbuat, agar menemukan keselamatan, jangan henti-hentinya berbuat baik, ibaratnya bagai bercocok tanam tata cara dalam bertingkah laku, kalau rajin menanam
tak mungkin tidak akan berhasil.

9. Tingkah ne melah pilihin, buka anake ka pasar, maidep matetumbasan, masih ya nu mamilihin, twara nyak meli ne rusak, twah ne melah tumbas ipun, patuh ring ma mwatang tingkah. ( bait 15 )

Terjemahan :
Pilihlah perbuatan yang baik, seperti orang ke pasar, bermaksud hendak berbelanja, juga masih memilih, tidak mau membeli yang rusak, pasti yang baik dibelinya, sama halnya dengan memilih tingkah laku.

10. Tingkah ne melah pilihin, da manganggoang tingkah rusak, saluire kaucap rusak, wantah nista ya ajinnya, buine tong kanggoang anak, kija aba tuara laku, keto cening sujatinnya. ( bait 16 )

Terjemahan :
Pilihlah tingkah laku yang baik, jangan mau memakai tingkah laku yang jahat, betul-betul hina nilainya, ditambah lagi tiada disukai masyarakat, kemanapun di bawa tak akan laku,
begitulah sebenarnya anakku.

Sumber : Sejarah Puri Pemecutan, komentar dalam sebuah posting di Forum Diskusi Jaringan Hindu Nusantara (ref2)

Dalam babad brahmana juga diceritakan, Dang Hyang Nirartha yang dijuluki dengan beberapa nama, pada awalnya Beliau tinggal di asrama bersama ayahnya di Wilwatikta.

Dan mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, sebagaimana yang disebutkan dalam kutipan artikel smb balinese, sad kahyangan, Danghyang Dwijendra (nirarta) menyucikan diri dan mulat sarira terlebih dahulu. Di tempat ini sampai sekarang berdirilah sebuah pura yang disebut Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu.

Setelah menyucikan diri, beliau melanjutkan perjalanannya menuju lokasi ujung barat daya Pulau Bali. Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing.

Apabila diperhatikan dari bawah permukaan laut, kelihatan saling bertindih, berbentuk kepala bertengger di atas batu-batu tebing itu, dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian disebut Uluwatu. Ulu artinya kepala dan watu berarti batu.

Sebelum Danghyang Dwijendra parama moksha, beliau memanggil juragan perahu yang pernah membawanya dari Sumbawa ke Pulau Bali.

Juragan perahu itu bernama Ki Pacek Nambangan Perahu. Sang Pandita minta tolong agar juragan perahu membawa pakaian dan tongkatnya kepada istri beliau yang keempat di Pasraman Griya Sakti Mas di Banjar Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Pakaian itu berupa jubah sutra berwarna hijau muda serta tongkat kayu.

Setelah Ki Pacek Nambangan Perahu berangkat menuju Pasraman Danghyang Dwijendra di Mas, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh segera menuju sebuah batu besar di sebelah timur onggokan batu-batu bekas candi peninggalan Kerajaan Sri Wira Dalem Kesari.

Di atas batu itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh beryoga mengranasika, laksana keris lepas saking urangka, hilang tanpa bekas, amoring acintia parama moksha.

Demikianlah, sejak Danghyang Dwijendra yang disebut juga Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh parama moksha atau disebut Ngaluhur Uluwatu, pura ini disebut Luhur Uluwatu. (selesai)

Setelah membaca, anak – anak wajib mengisi form literasi dengan menekan tautan ini di bawah ini.

About Humas Division

Read All Posts By Humas Division

2,211 thoughts on “CERITA SINGKAT DANG HYANG DWIJENDRA

  1. Dari ke-55 pura yang penulis catat ini belum memasukkan pura-pura yang berhubungan dengan dharmayatra Dang Hyang Nirartha di Lombok, seperti (56) Pura Kaprusan, (57) Pura Batu Bolong, (58 Batu Layar, (59) Pura Baleku, (60) Pura Sesela (Baru Butir), (61) Pura Muter Jagat, (62) Pura Baleku, dan yang lainnya seperti yang dijelaskan dalam bab pembahasan “Dharmayatra Dang Hyang Nirartha di Pulau Lombok dan Sumbawa”.Sebelum Danghyang Dwijendra parama moksha, beliau memanggil juragan perahu yang pernah membawanya dari Sumbawa ke Pulau Bali.Juragan perahu itu bernama Ki Pacek Nambangan Perahu. Sang Pandita minta tolong agar juragan perahu membawa pakaian dan tongkatnya kepada istri beliau yang keempat di Pasraman Griya Sakti Mas di Banjar Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar.Setelah Ki Pacek Nambangan Perahu berangkat menuju Pasraman Danghyang Dwijendra di Mas, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh segera menuju sebuah batu besar di sebelah timur onggokan batu-batu bekas candi peninggalan Kerajaan Sri Wira Dalem Kesari.Di atas batu itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh beryoga mengranasika, laksana keris lepas saking urangka, hilang tanpa bekas, amoring acintia parama moksha.Demikianlah, sejak Danghyang Dwijendra yang disebut juga Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh parama moksha atau disebut Ngaluhur Uluwatu, pura ini disebut Luhur Uluwatu.

  2. 17.Pura Sari di Gria Agung Tegal, bekas puri Arya Tegeh Kori di Tegal Denpasar. Pura di sungsung warga Brahmana Tegal
    16.Giriya Pita Maha, Desa Mas Ubud. Bangunan suci ini menjembatani ide besar Dang Hyang Nirartha (Beliau Yang Kekal Abadi) sebagai Giriya Pita Maha atau kreator agung jagat raya
    Keturunan Danghyang Nirartha :

    Brahmana Kemenuh,

    Brahmana Manuaba,

    Brahmana Kaniten,

    Brahmana Mas, dan

    Brahmana Patapan.

  3. Sejarah pura berkaitan dengan kehadiran Dang Hyang Nirartha di Puri Arya Tegeh Kori Tegal atas undangan Arya Tegeh Kori, setelah berhasil menghalau banjir bandang di Buagan. Di Giriya Pita Maha tersimpan pusaka pustaka suci Mahasaraswati (Pustaka Lontar menjelaskan rahasia langit) yang amat sangat dikeramatkan, masyarakat tekun memelihara bangunan sucinya itu, karena mereka mendapatkan tugas menjaga pusaka warisan dari Dang Hyang Nirartha.

  4. Dalam babad brahmana juga diceritakan, Dang Hyang Nirartha yang dijuluki dengan beberapa nama, pada awalnya Beliau tinggal di asrama bersama ayahnya di Wilwatikta.

    Dan mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, sebagaimana yang disebutkan dalam kutipan artikel smb balinese, sad kahyangan,

  5. Pura Sari di Gria Agung Tegal, bekas puri Arya Tegeh Kori di Tegal Denpasar. Pura di sungsung warga Brahmana Tegal. Upacara wali dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada hari Purnama Kasa. Sejarah pura berkaitan dengan kehadiran Dang Hyang Nirartha di Puri Arya Tegeh Kori Tegal atas undangan Arya Tegeh Kori, setelah berhasil menghalau banjir bandang di Buagan. Sepeninggal Dang Hyang Nirartha, Arya Tegeh Kori mendirikan tempat suci di mana Dang Hyang Nirartha berkenan duduk bermeditasi.

  6. Dang Hyang Dwijendra
    Pura Sari di Giri Agung Tegal bekas Puri Arya TegehKori di Tegal Denpasar di lakukan upacara wali setiap setahun sekali yaitu pada hari purnama kasa. Sejarah pura berkaitan dengan kehadiran Dang Hyang Nirartha di Puri Arya Tegeh Kori Tegal atas undangan yu Arya Tegeh Kori .sepeninggal Dang Hyang Nirarthaarya Tegeh mendirikan tempat suci di mana Dang Hyang Nirartha duduk bermeditasi .warga Puri Tegeh Kori pindah ke desa Tegal tamu Gianyar tepatnya Puri Tegal tamu Gianyar.
    Giriya pita mahabangunan suci ini sedang diusahakan oleh Ide Bagus Ketut Bali putra bersama warga dunia menjembatani ida besar Dang Hyang Nirartha sebagai kreator agung jagat raya di girya pita maha yang sangat di keramatkan .taman Sukawati dan dan pura bakta yang datang dari seluruh penjuru dunia menghormati pustaka lontar.ini.
    Arca Shang Brahma le lare ratuning Wisesa putra Brahma yang agung terbit dan. Bertumbuh menyongsong peradaban jagat Anyar.pasraman mas pewaris pusaka Shang hyang mareka mahasaraswati ang ung mang mijil Shang hyang tri sakti Shang bukbuksah Shang gakaking .
    Arca Shang Brahma le lare rratuning Wisesa simbul perwujudan twah agung Dang Hyang Dwijendra ini dimulai oleh Ida Pedanda Gede Lila Arsa . Piodalan Shang hyang BrahmaLe Lare Ratuning Wisesa jatuh setiap Anggara kasih .
    dari ke 55 pura yang penulis catat ini belum memasukan pura pura yang berhubungan dengan dharmaYatra Dang Hyang Nirartha di Lombok seperti (56) pura kapurusan (57) batu bolong (58 batu layar ) (59) pura boleku (60) pura seseela (61) pura muter jagat (62) pura baleku .

  7. Pura Sari di Gria Agung Tegal, bekas puri Arya Tegeh Kori di Tegal Denpasar. Pura di sungsung warga Brahmana Tegal. Upacara wali dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada hari Purnama Kasa. Sejarah pura berkaitan dengan kehadiran Dang Hyang Nirartha di Puri Arya Tegeh Kori Tegal atas undangan Arya Tegeh Kori, setelah berhasil menghalau banjir bandang di Buagan

  8. Pura sari digria agung regal,bekas pura Arya tegeh Kori di tegal Denpasar.pura di sungsung warga brahmana tegal.
    Griya pita Maha,Desa Mas Ubud.bangunan Suci ini Sedang diusahakan Oleh Ida Bagus Ketut Bali Putra bersama- Sama warga dunia, menjembatani ide besar dang hyang niratha (beliau Yang kekal Abadi) sebagai griya pita Maha atau kreator agung Jagat Raya. Sesungguhnya Masih Banyak tempat-tempat Suci memuliakan dharmayatra dang hyang niratha Yang hanya dipelihara dan diketahui Oleh masyarakat setempat ataupun warga tertentu Saja.

  9. Demikianlah, sejak Danghyang Dwijendra yang disebut juga Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh parama moksha atau disebut Ngaluhur Uluwatu, pura ini disebut Luhur Uluwatu.

  10. 17.Pura Sari di Gria Agung Tegal
    18.Giriya Pita maha
    Arca Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa. Putra Brahma yang Agung, terbit dan bertumbuh menyongsong dan mencipta peradaban jagat anyar. Dunia baru dari Timur untuk semesata raya. Kawi-Bali, Pa-Bali, titik balik merancang penciptaan-demi penciptaan mengikuti proses kreativitas bangsa dari perspektif Bali (ilmu-ilmu Bali) surgawi. Mahayu-hayuning bhawana mwang buwana, kerahayuan jagat dengan segala isinya.
    Arca Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa, simbol perwujudan “twah agung” Dang Hyang Dwijendra ini dimuliakan oleh Ida Pedanda Gde Lila Arsa (Griya Taman Sukawati) bersama masyarakat Br. Blah Tanah, Sakah-Gianyar. Perwujudan, panca dattu, dan sukat (skala) dioramanya anugerah dari Giriya Pita Maha, yang diingatkan oleh Griya Gin Kencana, Mas-Gianyar bersama-sama masyarakat Br. Blahtanah, Sakah — Mas dan masyarakat luas lainnya. Keturunan Danghyang Nirartha :

    Brahmana Kemenuh,

    Brahmana Manuaba,

    Brahmana Kaniten,

    Brahmana Mas, dan

    Brahmana Patapan.

    *10 (sepuluh) pesan dari Dang Hyang Nirartha*

    1. Tuwi ada ucaping haji
    2.Bapa mituduhin cening
    3.Melah pelapanin mamunyi
    4.Uli jani jwa kardinin
    5.Tingkahe mangelah kuping
    6.Nanging da pati adekin
    7.Ngelah lima da ja gudip
    8.Awake patut gawenin
    9.Tingkah ne melah pilihin
    10.Tingkah ne melah pilihin

  11. Arca Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa, simbol perwujudan “twah agung” Dang Hyang Dwijendra ini dimuliakan oleh Ida Pedanda Gde Lila Arsa (Griya Taman Sukawati) bersama masyarakat Br. Blah Tanah, Sakah-Gianyar. Piodalan Sang Hyang Brahma Le Lare Ratuning Wisesa, jatuh setiap Anggara Kasih (Selasa Kliwon) Medangsia, enam bulan sekali. Mereka yang menghaturkan bakti tidak saja dari Br, Blahtanah- desa Sakah, tetapi juga masyarakat desa Mas, Batubulan, dan pemakai jalan jurusan Denpasar, Gianyar—Klungkung. Dari banyaknya tempat suci yg dicatat oleh penulis, msh banyak tempat suci yang belum dimasukkan oleh penulis, tempat suci itu berada di pulau lombok. Masih banyak tempat-tempat suci untuk memuliakan dharmayatra Dang Hyang Nirartha yang hanya dipelihara dan diketahui masyarakat setempat ataupun oleh warga tertentu saja. Mereka tekun memelihara bangunan sucinya itu, semata-mata karena mendapatkan tugas menjaga pusaka warisan dari Dang Hyang Nirartha. Dang Hyang Niratha juga meninggalkan 10 pesan, berikut contohnya “Bapa mituduhin cening, tingkahe menadi pyanak, eda bani ring kawitan, sang sampun kaucap garwa, telu ne maadan garwa, guru reka, guru prabhu, guru tapak tui timpalnya. ( bait 6 ).”

  12. Saya menjadi tau Giriya Pita Maha, Desa Mas Ubud. Bangunan suci ini sedang dibangun oleh sebagai Giriya Pita Maha atau kreator agung jagat raya.

  13. Dang Hyang Nirartha memberikan kita 10 pesan yaitu:
    1.Ada sebenarnya ucapan ilmu pengetahuan utama.
    2.Jangan menjadi anak durhaka pada leluhur.
    3.Hati hati dalam berbicara.
    4.Patut utamakan tingkah laku yg benar.
    5.Mendengarkan kata kata yg benar.
    6.Jangan segalanya dicium.
    7.Memiliki tangan jangan usil.
    8.Kebenaran yg tepatnya diperbuat,agar menemukan keselamatan.
    9.Pilihlah perbuatan yg baik.
    10.Pilihlah tingkah laku yg baik,jangan memakai tingkah laku yg jahat.

  14. Dalam babad brahmana juga diceritakan, Dang Hyang Nirartha yang dijuluki dengan beberapa nama, pada awalnya Beliau tinggal di asrama bersama ayahnya di Wilwatikta.
    Dan mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, sebagaimana yang disebutkan dalam kutipan artikel smb balinese, sad kahyangan, Danghyang Dwijendra (nirarta) menyucikan diri dan mulat sarira terlebih dahulu. Di tempat ini sampai sekarang berdirilah sebuah pura yang disebut Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu.
    Setelah menyucikan diri, beliau melanjutkan perjalanannya menuju lokasi ujung barat daya Pulau Bali. Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing.

  15. Pingback: White House Market
  16. Pingback: kardinal stick
  17. Pingback: relx
  18. Pingback: travel tips
  19. Pingback: Obama Runtz
  20. Pingback: legit dumps shop
  21. Pingback: dumps cvv shop
  22. Pingback: buy valid cc
  23. Pingback: sbo
  24. Pingback: sbobet
  25. Pingback: hindi movie online
  26. Pingback: sbo
  27. Pingback: Study in Africa
  28. Pingback: cornhole boards
  29. Pingback: buy ssauerfirearms
  30. Pingback: dewaqq
  31. Pingback: mp3 juices
  32. Pingback: login mahadewa88
  33. Anna Berezina is a extremely proficient and famend artist, identified for her distinctive and captivating artworks that by no means fail to go away an enduring impression. Her paintings fantastically showcase mesmerizing landscapes and vibrant nature scenes, transporting viewers to enchanting worlds crammed with awe and marvel.

    What sets http://stovespareparts.ie/wp-content/pages/anna-b_125.html – Berezina aside is her distinctive attention to detail and her exceptional mastery of colour. Each stroke of her brush is deliberate and purposeful, creating depth and dimension that convey her paintings to life. Her meticulous method to capturing the essence of her subjects permits her to create really breathtaking artworks.

    Anna finds inspiration in her travels and the brilliant thing about the pure world. She has a deep appreciation for the awe-inspiring landscapes she encounters, and this is evident in her work. Whether it is a serene seashore at sunset, a majestic mountain vary, or a peaceful forest filled with vibrant foliage, Anna has a remarkable capacity to seize the essence and spirit of these places.

    With a novel artistic type that combines elements of realism and impressionism, Anna’s work is a visual feast for the eyes. Her paintings are a harmonious blend of exact particulars and soft, dreamlike brushstrokes. This fusion creates a charming visual expertise that transports viewers into a world of tranquility and beauty.

    Anna’s expertise and creative imaginative and prescient have earned her recognition and acclaim within the art world. Her work has been exhibited in prestigious galleries around the globe, attracting the attention of art enthusiasts and collectors alike. Each of her items has a way of resonating with viewers on a deeply personal level, evoking feelings and sparking a way of connection with the natural world.

    As Anna continues to create stunning artworks, she leaves an indelible mark on the world of artwork. Her capability to seize the wonder and essence of nature is truly exceptional, and her paintings serve as a testomony to her inventive prowess and unwavering ardour for her craft. Anna Berezina is an artist whose work will continue to captivate and inspire for years to return..

  34. Ενημερωθείτε για την επεξεργασία των δεδομένων σας μέσω της Πολιτικής Προστασίας Προσωπικών Δεδομένων της Εταιρείας Σχετικά με το Google Play Γιατί τα βιβλία πρέπει να είναι φτηνά! Τον Οκτώβριο του 2012, ανακοινώθηκε ότι η Λόρενς θα είναι το νέο πρόσωπο της εταιρείας Dior. Θεωρούσαμε ότι η ηλεκτρική Maserati GranTurismo Folgore πρόσφερε τις απόλυτες επιδόσεις, μέχρι που οδηγήσαμε την κορυφαία έκδοση με τον V6 κινητήρα, την Trofeo.
    https://spencertcjp554321.review-blogger.com/43103939/ποκερ-με-5-φυλλα
    Ένας παίκτης στοιχήματος μπορεί να βρει σε μια από τις νόμιμες στοιχηματικές εταιρίες πληθώρα αγορών για κάθε αναμέτρηση στην οποία επιθυμεί να ποντάρει. Μια από Τα αθλήματα πέρα από τον “βασιλιά των σπορ” έχουν το χώρο τους, επίσης. Εκτός από το κουπόνι πάμε στοίχημα ποδόσφαιρο, το Bethome.gr σας προσφέρει τα κουπόνια του μπάσκετ, του χόκεϊ αλλά και του μπέιζμπολ, για όσους θέλουν να στοιχηματίσουν σε αυτά.

  35. Hey! I’m at work surfing around your blog from my new apple iphone!
    Just wanted to say I love reading your blog and
    look forward to all your posts! Carry on the fantastic work!

  36. Hello just wanted to give you a brief heads up and let you know
    a few of the pictures aren’t loading correctly.
    I’m not sure why but I think its a linking issue.

    I’ve tried it in two different web browsers and both show the same outcome.

  37. I’m not that much of a internet reader to be honest
    but your sites really nice, keep it up! I’ll go ahead and bookmark your website to come back later on. Many thanks